Jumat, 14 Desember 2012
Selasa, 04 Desember 2012
GALUGA DALAM SAJAK-SAJAK
Di ujung senja
aku terlahir ke dunia
Menyapa dunia
dengan tangis
Terselimut
hangat pangkuan sang ibu
Aku tak sadar
dengan itu semua
Tak ada
kesadaran. Dan tak ada bayangan
Enam tahun aku menapaki bumi yang bingung
Menjadi
anak-anak yang menyibukan waktunya dengan bermain
Menyibukan
waktunya dengan belajar
Dan di ujung
sana, aku melihat temanku yang termangu tak sekolah
Aku bingung harus
melakukan apa kala itu.
Melihatnya menangis
di ujung tembok yang kokoh
Sementara
tanganku lunglai untuk mengangkatnya.
Aku harus
bagaimana?
Dua belas tahun
aku menggoda bumi
Menggoda para
penghuninya agar tertarik
Menggodanya
agar cinta
Dan aku melamarnya
untuk berbagi dengan dia.
Tapi lagi-lagi
godaanku membentur tembok ketidak pedulian
Sembilan belas
tahun aku mencoba mencintai dunia
Dan membelainya
setiap kala mau tertidur
Mencoba
memeluknya dalam semu
Agar
penghuninya sadar akan jarinya yang tertinggal
Tapi lagi-lagi
cintaku tak cukup menggoyahkan kepeduliannya
Dan kini aku
mencoba menarik pelangi agar turun menghampar dibumi
Memberikan
keindahan bagi para pemikir
Bagi para
penguasa
Bagi para
bangsawan
Dan orang yang
ingin menjadi manusia
Agar dia
menumbuhkan kepeduliannya.
Aku termangu
kala surya mulai menyapa
Memandangi
orang-orang yang berjalan tanpa seragam
Memandangi
orang-orang yang sibuk dengan gitar
Memandangi
orang-orang yang sibuk dengan kepalsuan menebar janji
Sementara ia
tinggalkan kala memeluk surya
Aku heran, dan
menyusuri bumi yang telanjang di sebuah desa
Ratusan orang
gergelut dengan kotor
Ratusan orang
tanpa pendidikan
Puluhan orang
sakit tanpa pengobatan medis
aku bingung
harus berbuat apa?
Dua puluh satu
tahun aku menjelajahi bumi telanjang di sebuah desa
Memandangi
pernak pernik kehidupan yang jauh dari asa
Memandangi
corak kehidupan yang kelabu
Mendengar
tangis daging tak bertulang dari kerongkongan kecil
Melihat
jalan-jalan yang hancur
Dan mendengar
jeritan ibu-ibu yang terjatuh dari motor karena becek
Aku termangu
memandangi itu semua.
Sementara di keramaian sana ada yang berkata dengan balutan baju
rapih;
“desa kita akan
dibangun, jalan-jalan akan segera dilapisi permadi beton
Pelayanan
kesehatan akan segera dibangun
Pendidikan akan
segera ditingkatkan
Janda-janda tua
akan diberi santunan
Asalkan saya
dijadikan bapak lagi, oleh para sodara”
Udara pesta
janji dalam semu
Dan sang anak
menegur janji sang bapak
“hai bapaku
yang lupa dengan anaknya.
Dahulu engkau
berkata seperti itu
Tapi mana
pembuktian perkataanmu?
Dan kini engkau
kembali mengulangi janjimu kepada aku
Aku tak percaya
lagi denganmu.
Dan aku akan
segera mencari bapaku yang baru
Bapaku yang akan
menyayangiku
Bapaku yang
lebih muda darimu”
Peri pesta tari
di atas langit
Awan menangis
mendengar jeritan sang anak
Dan bidadari
turun mengabarkan
“anak-ku
tercinta.
Kelak aka nada
sang bapak yang akan menyangimu
Sang bapak yang
peduli denganmu
Sang bapak yang
sangat mencintaimu sepenuhnya”
Gejolak
bergemuruh dalam dada sang anak
Melukis ombak
dalam dada
Menabur Tanya
dalam daging tak bertulang
“siapa dia
wahai bidadari?”
Senyum
mengembang, melukis bibir indah sang peri
Hujahan jawaban
menyiram kalbu sang anak yang bergejolak
“anak-ku dia
akan datang tahun ini
Dia masih muda
Dia masih
berguru dalam peraduan ilmu
Dan dia berasal
dari ujung persinggahanmu
Kedantangnnya
akan ditandai dengan senyum mengembang dalam gambar
Itulah dia.
Dialah yang
akan menjadi bapakmu kelak
Bapak yang akan
menyangi dan peduli dengamu.”
Dia bertanya?
Kapan dia akan
datang?
Sang peri hanya
menjawab
Takan lama
lagi.
Wardi wardiansyah, 25 November 2012
GALUGA DALAM SAJAK-SAJAK
SAJAK REMBULAN TERASING.
aku menunggu untuk segera bisa tampil
untuk segera bernyanyi, menari dan berdendang dengan riang
untuk bisa mengajak berjoget dengan cahaya kebahagiaan
............................................................
kenapa engkau tak memberiku kesempatan
kenapa engkau kaburkan pandanganku sehingga ngeblur dan bias
lantas kapan giliranku, kapan?
aku ingin segera bernyanyi. tapi engkau halangi dengan congkak
sinarmu
aku ingin segera menari, tapi kau halangi dengan rambut gelap tebalmu
aku ingin segera mengajaknya berjoget, tapi kau tak menemaniku
kenapa kau selalu begitu. begitu tak menyukaiku
lantas kapan giliranku? kapan?
apa aku harus menyamar menjadimu, untuk bisa tampil?
tapi aku bukan dirimu, dan aku tak bisa menjadi sepertimu
apa aku harus menunggu sampai kau sadar kalau aku menunggumu?
tapi sampai kapan?
aku diberi masa, yang terhitung jari.
kapan aku menunggu giliranku, untuk mengajaknya berjoget?
apa aku harus bermimpi, agar aku bisa tampil bersamamu?
tapi kau kenapa menghamburkan mimpiku. dengan tangismu yang membasahi
bumi?
apa aku hanya bisa mengintip dibalik awan, dan tersendu?
lantas kau mau bahagia dengan yang lain?
kapan giliranku? aku dibatasi masa.
baiklah. kalau kau terus menghalangiku. aku akan pergi.
aku akan beradu kepadaNya. kalau aku tak diberi kesempatan
baiklah aku akan menenggelamkan diriku dalam peraduan keterasingan.
tapi aku doakan semoga kau abadi menyinari kebahagiaan mereka
dan kau bahagia dengannya.
Wardi wardiansyah, 19 November 2012
Sabtu, 01 Desember 2012
PELATIHAN MEMBUAT FILM, KOMPUTER DAN INTERNET
JADWAL PELATIHAN MEMBUAT FILM, KOMPUTER DAN INTERNET
GALUGA EDUCATION CENTER
SETIAP HARI MINGGU
Jam 09:00-11:00
GALUGA EDUCATION CENTER
SETIAP HARI MINGGU
Jam 09:00-11:00
KURSUS BAHASA INGGRIS; PROGRAM MINGGUAN GEC
JADWAL KURSUS BAHASA INGGRIS
GALUGA EDUCATION CENTER
KAMIS
Jam Ke-1 : 08:00-09:30
Jam Ke-2 : 13:00-14:30
jam Ke-3 : 16:00-17:00
SABTU
Jam Ke-1 : 13:30-14:30
jam Ke-2 : 16:00-17:00
GALUGA EDUCATION CENTER
KAMIS
Jam Ke-1 : 08:00-09:30
Jam Ke-2 : 13:00-14:30
jam Ke-3 : 16:00-17:00
SABTU
Jam Ke-1 : 13:30-14:30
jam Ke-2 : 16:00-17:00
MENGAPA GEC DIDIRIKAN
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia kala menjajaki langkah kaki di muka bumi ini. Karena dengan pendidikan
kita dapat menentukan langkah dengan lebih terarah dan tidak keluar dari rel-rel
syariat islam, serta dapat menjaga norma-norma dan tidak melampaui batas.
Akan tetapi penomena saat ini menunjukan bahwa pendidikan menjadi hal yang
sangat tabu dan susah untuk dijamah oleh kaum menengah kebawah. Itu dibuktikan
dengan banyaknya anak-anak yang belum mengenyam pendidikan. Penyebab utama dari
putus atau bahkan tidak sekolahnya anak-anak bukan karena mereka tidak
mempunyai motivasi diri, akan pentingnya pendidikan. Akan tetapi kebanyakan
mereka tidak sekolah karena tidak adanya biaya, dan sampai akhirnya mereka
berfikir sangat sulit untuk megenyam pendidikan dan akhirnya seiring waktu
mereka menyampingkan pendidikan. Baik pendidikan yang secara formal ataupun
nonformal.
Oleh melihat kondisi yang terangkum sedikit di atas dapatlah
diambil sempel dari Desa Galuga, yang dimana pendidikan masih belum mejadi
perhatian utama dalam cita mewujudkan tatanan Sumber Daya Manusia yang mumpuni.
Baik dari kalangan orang tua sampai kalangan aparat pemerintahan setempat.
Renungan membawa pada sebuah pemikiran akan pentingnya
membangun tatanan sumber daya manusia lewat pendidikan. Maka kami selaku pemuda
dan pemudi desa galuga berinisiatif membentuk sebuah perkumpulan yang tergabung
dalam GALUGA EDUCATION CENTER, mencoba meraih
asa dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia lewat basis pendidikan
informal.
Akan tetapi niat suci itu tidaklah akan mencapai titik
keberhasilan yang baik tanpa ada dukungan dari para ibu-ibu, bapak-bapak,
saudara/i, para tokoh agama, dan para tokoh masyarakat. Kami mengharapkan
sumbangsinya baik dalam bentuk pemikiran, nasihat dan hal lainnya yang
berkaitan dengan perogram yang akan kami jalankan dalam tubuh Galuga Educaton Center ini. Semoga
dengan adanya program seperti ini membawa angin segar bagi peningkatan Sumber
Daya Manusia khususnya bagi Galuga kedepan. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)